“Sebuah prinsip dibawakan dalam perumpamaan ini (tentang orang Samaria yang baik hati) yang sebaiknya diadopsi oleh para pengikut Kristus. Pertama, penuhi kebutuhan utama dari mereka yang membutuhkan dan hilangkan keinginan dan penderitaan fisik mereka, dan Anda kemudian akan menemukan jalan terbuka ke hati mereka, di mana Anda dapat menanam benih kebajikan dan agama yang baik.”—Welfare Ministry, 118.
Perumpamaan mengenai orang Samaria yang baik hati terdapat di Lukas 10 : 30 - 36,
Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
Kutipan diatas mengingatkan kita bahwa sebagai Misionaris Medis kita dimintakan untuk mengadopsi roh seperti seorang Samaria yang berbaik hati, walau dalam kehidupan sehari2 orang2 Samaria dipandang sangat rendah dan hina oleh orang2 Yahudi yang mengaku umat pilihan Tuhan, berposisi penting seperti seorang imam atau orang Lewi yang mejalankan pekerjaan suci di kaabah; ternyata posisi mereka dalam masyarakat tidak setara dengan kerinduan untuk menyelamatkan orang lain yang sedang sekarat perlu ditolong dan diselamatkan!
Orang Samaria yang baik hati telah menjalankan cara penginjilan Kristus yang agung dengan memenuhi kebutuhan fisik seorang yang menderita (untuk menanam benih kebajikan) untuk kemudian menemukan jalan masuk ke hati (untuk menanamkan bibit injil kekal).